Indonesia Butuh Banyak Alat Berat

Kepala Badan Pembinaan Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum Hediyanto W Husnaini mengatakan, pasar alat berat di Indonesia terus mengalami peningkatan yang signifikan. Pasalnya tiap tahun Indonesia membeli alat berat hingga mencapai 12 ribu-18 ribu unit.

"Saya kaget, Indonesia itu hebat dan sangat agresif pembangunannya, jelas saja jika kita bandingkan dengan Malaysia yang tiap tahunnya hanya 3 ribu unit, sedangkan Thailand hanya 2 ribu per unit," ujar Hediyanto ketika ditemui dalam acara konferensi seminar Optimazation of Heavy Equipment for Road Construction di Hotel Bidakara, Jakarta

Menurut Hediyanto, mengapa Malaysia dan Thailand tidak memerlukan alat berat yang banyak seperti Indonesia, karena infrastruktur kedua negara yang sudah maju.

Selain itu, menurut dia, sektor konstruksi sangat besar menyumbang terhadap produk domestik bruto (PDB) yaitu sebesar 10,45%. Sehingga sampai saat ini pertumbuhan alat konstruksi lebih besar jika dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional.



Lanjut Hediyanto, nilai kapitalisasi konstruksi juga meningkat tajam dalam beberapa tahun terakhir ini. Pada tahun 2012 nilai konstruksi bisa mencapai US$ 32,4 miliar dan naik hingga tahun 2013 menjadi US$ 40,3 miliar.

"Jadi penambahan alat berat untuk konstruksi sangat pesat. Kebutuhan alat konstruksi sangat diperlukan di Indonesia beriringan dengan peningkatan tambang dari 40%-60%," tegas dia.

Menurut dia, alat konstruksi sangat diperlukan di Indonesia, sehingga bisa memberikan dorongan bagi ekonomi nasional.