Lahan Bantaran Kali Karang Di Jadikan Taman

Warga di bantaran Kali Karang dibantu Satuan Polisi Pamong Praja membongkar bangunan di atas kawasan tersebut hingga rata dengan tanah. Lahan tersebut rencananya akan dijadikan pelebaran Jalan Inspeksi Kali Karang dan taman.

Pelaksana Normalisasi Kali dan Waduk DKI Jakarta, Heriyanto, mengatakan akibat tertutup bangunan liar warga di bantaran kali, dalam 10 tahun terakhir Kali Karang ‎belum dikeruk sehingga rumah pompa tidak mampu menyedot air saat banjir rob atau musim penghujan. "Hari ini semua bangunan sudah diratakan akan dibersihkan sehingga jalur excavator untuk masuk ke kali sudah ada dan dapat segera dilakukan pengerukan sedimmentasi lumpur," ujar Heriyanto‎, di Jalan Inspeksi Kali Karang.

Pengerukan Kali Karang nantinya akan dikerjakan oleh Dinas Pekerjaan Umum Tata Air DKI Jakarta‎ sehingga kedalaman Kali bertambah dua hingga tiga meter. Sedangkan Jalan Inspeksi Kali Karang akan diperlebar menjadi 7-12 meter dari kondisi awal yang hanya empat meter.

Sementara itu, Camat Penjaringan, Yani Wahyu Purwoko, mengatakan pelebaran Jalan Inspeksi Kali Karang akan diperlebar dua kilometer sepanjang 400 bangunan warga yang sudah ditertibkan. "Kita hari ini menurunkan 500 personil gabungan Satpol PP dan Suku Dinas Kebersihan Jakarta Utara serta dua alat berat untuk menuntaskan bangunan warga yang masih berdiri tapi sudah dikosongkan," ujar Yani.

Menurut Yani sepanjang bantaran Kali Karang yang ditertibkan tersebut memiliki lebar bervariasi dari 30 hingga 50 meter, dan sosialisasi yang dilakukan instansinya cukup berhasil untuk membuat warga membongkar bangunannya sendiri. "Setelah semua sisa puing bangunan warga diangkut, langsung akan dilakukan pengerukan, pelebaran jalan, dan pembuatan taman di samping Kali agar lahan itu tidak kembali dimanfaatkan," tandasnya.

Menurut hasil pemantauan SP di lapangan, sejumlah warga yang rumahnya rata dengan tanah hanya bisa terisak menangis di pinggir jalan. Mereka menumpuk perabotan rumahnya di atas saluran air Komplek Industri Pergudangan Pluit‎.

Salah satu warga, Ruminah (32), mengatakan dirinya sudah tinggal di samping kali Karang selama 11 tahun. "Enggak dapat ganti rugi, barang-barang juga sudah kami pindahiin, tapi saya bingung mau pindah kemana, harusnya pemerintah memikirkan nasib kami," ujar Rumina‎.

Sedangkan Kasirah (49), warga lainnya yang rumahnya sudah rata mengaku akan tidur di pinggir trotoar. "Pakai terpal seadanya, tapi pasti banyak nyamuk, soalnya kan samping ada saluran air," ujar wanita yang bekerja sebagai penyapu jalanan tersebut.‎



                                                                                                   Sumber : beritasatu.com



Sewa Alat Berat

Sewa Beko

Sewa Alat-Alat Berat