Membuat Wajah Baru Kampung Pulo

 Permukiman di Kampung Pulo dihuni warga turun temurun selama 3 generasi. Warga di bantaran Kali Ciliwung ini sempat melawan saat digusur, namun tangan besi Gubernur Jakarta DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) nekat menertibkannya.

Kampung Pulo, lokasi langganan banjir ini ditertibkan Satpol PP mulai pada Kamis 20 Agustus 2015. Penggusuran ini untuk membebaskan warga Ibu Kota dari bencana banjir.

Aksi penggusuran ditentang warga yang telah menghuni di atas tanah negara bertahun-tahun lamanya. Warga yang meminta ganti rugi melawan petugas dengan lemparan batu.

Bahkan, aksi mereka bertambah anarkis dengan membakar 1 unit alat berat backhoe. Sejumlah motor juga ikut menjadi sasaran kemarahan warga. Aparat kepolisian sigap mengatasi rusuh ini. Sedikitnya 27 orang yang diduga provokator rusuh Kampung Pulo diamankan.

Namun, Ahok tidak gentar dengan perlawanan warga. Tekatnya semakin bulat meratakan kawasan itu dengan tanah, dan merelokasi warga ke Rusun Jatinegara yang sekelas apartemen itu. Ahok juga menegaskan menutup rapat-rapat negosiasi dengan warga yang meminta ganti rugi.



Di tangan Ahok, warga kini berangsur-angsur bagai mengibarkan bendera putih tanda menyerah. Penggusuran yang dilanjutkan hari ini berjalan mulus. Warga tampaknya telah pasrah pindah dan meninggalkan Kampung Pulo, lalu hijrah ke rusun.

Ahok menegaskan tak ada kata mundur untuk penggusuran tersebut sehingga wargalah yang harus mengalah.

"Harapan saya untuk penggusuran hari ini semoga masyarakat mau pindah. Saya nggak menggusur semuanya kok. Saya hanya memindahkan yang di sisi teras sungai. Anda harus ngalah," kata Ahok di Balai Kota.

Ia mengatakan penggusuran itu akan tetap dilakukan untuk melepaskan Jakarta dari momok banjir yang selalu menghantui setiap musim hujan.