Penertiban 97 Bangunan Di Bukit Duri Berlangsung Aman

Ratusan personel gabungan polisi dan satpol PP menertibkan 97 bidang di RT 11, 12, dan 15 di wilayah RW 10 Kelurahan Bukit Duri, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan. Penertiban berlangsung aman dan kondusif. Dua alat berat digunakan untuk membongkar bangunan. Sejumlah warga melihat proses penertiban bangunan yang berada di pinggir kali tersebut.

Camat Tebet Mahludin mengatakan, penertiban ini dilakukan pada 97 bidang yang diprioritaskan di Kelurahan Bukit Duri. Sementara total yang mestinya ditertibkan adalah 460 bidang. "Kegiatan hari ini memang penertiban 97 bidang yang diprioritaskan pemerintah. Sedangkan sisanya kita menunggu penyediaan rusun dulu, kan tidak mungkin kita tertibkan tapi rusunnya tidak ada. Nanti warga mau tinggal di mana," ujar Mahludin di lokasi.

Terkait jumlah keluarga yang tinggal tiap peta bidang, menurutnya belum bisa dipastikan. Sebab tiap satu peta bidang bisa ditinggali lebih dari satu keluarga. Namun hingga saat ini 85 bidang telah direlokasi ke rusun Cipinang Besar Selatan, Jakarta Timur. "Sisanya yang 12 memilih tetap di sini karena tidak semua lahannya terkena penertiban," tuturnya.

Ia tak membantah masih adanya warga Bukit Duri yang melakukan penolakan. Terlebih sejumlah warga juga menggugat Surat Perintah Bongkar (SPB) yang ia keluarkan beberapa waktu lalu ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Jakarta Timur. Menurutnya hal tersebut merupakan hak warga, namun pihaknya tetap harus melakukan penertiban. "Ya gugatan silakan saja berjalan. Kita menjalankan kewajiban, kalau mereka menuntut ganti rugi ya tidak bisa ini kan tanah negara," jelasnya.

Bahkan, menurut Mahludin warga yang menolak itu justru bukan yang rumahnya terkena penertiban. Namun mereka yang statusnya hanya mengontrak atau peran serta dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) yang membantu warga.

Selama ini pihaknya telah melakukan sosialisasi pada warga dan menjelaskan bahwa penertiban bukan dilakukan untuk pengadaan lahan. "Kita ingin mengembalikan fungsi sungai, supaya warga juga tidak kebanjiran tiap tahun," imbuhnya. Ia menargetkan, penertiban 97 bangunan ini bisa segera selesai hari ini dan mulai melakukan normalisasi.

Walikota Jakarta Selatan Tri Kurniadi mengatakan puluhan rumah yang dibongkar sudah tidak ada penghuninya karena telah pindah ke rumah susun (rusun) yang telah di sediakan Pemerintah DKI Jakarta, yakni Rusun Cipinang Besar Selatan dan Pulo Gebang, Jakarta Timur.

Sementara itu salah seorang warga yang telah direlokasi ke rusun, Wawan (52) mendatangi camat di sela-sela proses penertiban. Ia mengeluhkan bocornya atap unit rusun Cibesel yang ia tempati. "Pada bocor itu rusunnya. Tangga juga pada retak, kalau bisa diperbaiki," keluhnya.

Menurut Wawan, warga telah bersedia pindah ke rusun untuk menghindari keributan. Mestinya pemerintah juga bisa menyediakan tempat tinggal yang layak. Menanggapi hal tersebut, camat dan Dinas Perumahan yang mengelola rusun tersebut berjanji memperbaikinya.




                                                                                                                                                            Sumber : beritasatu.com