Sulitnya Pendistribusian Alat Berat Ke Indonesia Timur

Kementerian Pekerjaan Umum mengakui pendistribusian alat berat ke Indonesia Timur masih sangat sulit. Pasalnya, alat konstruksi masih banyak terfokus di Pulau Jawa.

Kepala Badan Pembinaan Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum, Hediyanto W Husnaini mengatakan, alat berat sangat sulit didistribusikan di Indonesia, khususnya Indonesia bagian Timur.



"Banyak tumpukan alat berat di Jakarta. Di Jakarta fasilitasnya lebih memadai dan teknologinya pun canggih. Sangat jauh jika dibandingkan di Indonesia bagian Timur," ujar Hediyanto ketika ditemui dalam acara konferensi seminar Optimazation of Heavy Equipment for Road Construction di Hotel Bidakara, Jakarta.

Menurut Hediyanto, sulitnya pendistribusian alat berat ke Indonesia Timur membuat tingkat aksesibilitas sumber daya konstruksi belum mencakup semua kebutuhan di dalam negeri.

Hediyanto menjelaskan, ada beberapa alat berat yang termasuk kriteria bagus di mata pemerintah. Namun, sistem pengadaan yang menyulitkan instansi mendapatkan alat berat tersebut untuk melakukan konstruksi.

"Kami sedang mengupayakan adanya katalog elektronik untuk alat berat, sehingga pengadaan alat berat bisa lebih mudah," tegas dia.

Selain itu, dia mengungkapkan, ada beberapa kebijakan yang bisa meningkatkan laju alat konstruksi di dalam negeri. Pertama, dengan mengembangkan skema pembiayaan yang lebih efisien dan efektif, memantau status alat berat konstruksi dengan deteksi GPS, diberlakukan bebas bea mobilisasi subsidi bahan bakar selama proyek berjalan dan terakhir dimudahkan impor alat berat khusus.

"Dengan pemberian insentif seperti itu, maka laju alat berat di dalam negeri bisa tumbuh, sehingga mendukung kinerja konstruksi yang ada di dalam negeri," jelasnya.



                                                                                                                                                                                                                     Sumber : Liputan6.com